Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian
kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas
kepemimpinan.Terdapat nasihat tentang
siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian
jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika
(wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana
meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik
(temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan
(jangan tanya). Terdapat lebih
dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak
perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter
Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari
kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi,
mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Teori-teori dalam
Kepemimpinan
Kegiatan
manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan.Untuk berbagai
usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dansistematis dalam melatih
dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu,banyak studi dan penelitian
dilakukan orang untuk mempelajari masalahpemimpin dan kepemimpinan yang
menghasilkan berbagai teori tentangkepemimpinan.
Teori
kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilakupemimpin dan
konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latarbelakang historis,
sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratanpemimpin, sifat utama pemimpin,
tugas pokok dan fungsinya serta etikaprofesi kepemimpinan (Kartini Kartono,
1994: 27).
Teori
kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasandan interpretasi
mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakanbeberapa segi antara lain
:
Latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan
Kepemimpinan muncul sejalan
dengan peradaban manusia. Pemimpin dan
kepemimpinan selalu
diperlukan dalam setiap masa.
Sebab-sebab munculnya
pemimpin
Ada beberapa sebab
seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a.Seseorang ditakdirkan lahir
untuk menjadi pemimpin.
Seseorang menjadi pemimpin
melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta
didorong oleh kemauan
sendiri
b.Seseorang
menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakatkepemimpinan kemudian
dikembangkan melalui pendidikan dan pengalamanserta sesuai dengan tuntutan
lingkungan
Syarat-syarat kepemimpinan :
Konsepsi mengenai
persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan
kekuasaan, kewibawaan, dan
kemampuan.
Tipe dan gaya kepemimpinan
Pemimpin mempunyai sifat,
kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian
sendiri yang khas, sehingga
tingkah laku dan gayanya berbeda dari orang lain.
Teori-teori
dalam kepemimpinan pada umumnya menunjukkan perbedaankarena setiap teoritikus
mempunyai segi penekanannya sendiri yang dipandangdari satu aspek tertentu.
Teori-teori dalam
Kepemimpinan
1. Teori Sifat
Teori
ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpinditentukan
oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu.Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorangpemimpin yang
berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.Dan kemampuan
pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang denganberbagai sifat, perangai
atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perludimiliki pemimpin menurut
Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
-
pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,obyektivitas,
pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;- sifat
inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri
relevansi,keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan
menjadipendengar yang baik, kapasitas integratif;
-
kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skalaprioritas,
membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik,dan berkomunikasi
secara efektif.
Walaupun
teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalubersifat
deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggapunggul dengan
efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yangsudah kuno, namun
apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yangterkandung didalamnya
mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangaipemimpin; justru sangat
diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkanprinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorangindividu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arahpencapaian tujuan.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi dan struktur
inisiasi
Perilaku
seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memilikiciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,menerima
usul
dan
memikirkan
kesejahteraan
bawahan
sertamemperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat
pulakecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
b. berorientasi kepada
bawahan dan produksi
perilaku
pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekananpada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasankebutuhan bawahan serta
menerima perbedaan kepribadian, kemampuan danperilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi padaproduksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan,pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada
sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum padadasarnya
ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan.Sedangkan berdasarkan
model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpindapat diukur melalui dua
dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas danterhadap bawahan/hubungan
kerja.
Kecenderungan perilaku
pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan
dari masalah fungsi dan
gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
3. Teori Situasional
Keberhasilan
seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh cirikepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutansituasi kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi denganmemperhitungkan faktor waktu dan
ruang. Faktor situasional yang
berpengaruh terhadap gaya
kepemimpinan tertentu menurut Sondang P.
Siagian (1994:129) adalah
*
Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas
kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca”situasi yang dihadapi
dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocokdengan dan mampu memenuhi
tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gayakepemimpinan dimaksud adalah
kemampuan menentukan ciri kepemimpinandan perilaku tertentu karena tuntutan
situasi tertentu.
Sehubungan dengan hal
tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan
berikut:
a. Model kontinuum
Otokratik-Demokratik
Gaya
dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasidan kondisi
yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinantertentu yang harus
diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilankeputusan, pemimpin bergaya
otokratik akan mengambil keputusan sendiri,ciri kepemimpinan yang menonjol
ketegasan disertai perilaku yangberorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan
pemimpin bergayademokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi.
Cirikepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang
baikdisertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan
kebutuhanbawahan.
b. Model ” Interaksi Atasan-Bawahan” :
Menurut
model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung padainteraksi yang
terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmanainteraksi tersebut
mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.
Seorang akan menjadi
pemimpin yang efektif, apabila:
* Hubungan atasan dan
bawahan dikategorikan baik;
* Tugas yang harus
dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang
tinggi;
* Posisi kewenangan
pemimpin tergolong kuat.
c. Model Situasional
Model
ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantungpada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasitertentu dan
tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yangdigunakan dalam model
ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengantugas kepemimpinannya dan
hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensitersebut, gaya kepemimpinan yang
dapat digunakan adalah
*
Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.
d. Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang
pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yangmampu menunjukkan
jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satumekanisme untuk mewujudkan hal
tersebut yaitu kejelasan tugas yang harusdilakukan bawahan dan perhatian
pemimpin kepada kepentingan dankebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin
berkaitan dengan hal tersebutharus merupakan faktor motivasional bagi
bawahannya.
e. Model “Pimpinan-Peran
serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin
dikaitkan dengan prosespengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu
disesuaikan dengan strukturtugas yang harus
diselesaikan oleh bawahannya.
Salah satu
syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanyaserangkaian ketentuan yang
harus ditaati oleh bawahan dalam menentukanbentuk dan tingkat peran serta
bawahan dalam pengambilan keputusan.Bentuk dan tingkat peran serta bawahan
tersebut “didiktekan” oleh situasiyang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan
melalui proses pengambilankeputusan.
TEORI KEPEMIMPINAN KLASIK
DAN TEORI KONTINGENSI
Kepemimpinan Menurut Teori
Sifat (Trait Theory)
Studi-studi
mengenai sifat-sifat/ciri-ciri mula-mula mencoba untukmengidentifikasi
karakteristik-karakteristik fisik, ciri kepribadian, dankemampuan orang yang
dipercaya sebagai pemimpin alami. Ratusan studitentang sifat/ciri telah
dilakukan, namun sifat-sifat/ciri-ciri tersebut tidakmemiliki hubungan yang
kuat dan konsisten dengan keberhasilankepemimpinan seseorang. Penelitian
mengenai sifat/ciri tidak memperhatikanpertanyaan tentang bagaimana sifat/ciri
itu berinteraksi sebagai suatu
integrator
dari kepribadian dan perilaku atau bagaimana situasi menentukanrelevansi dari
berbagai sifat/ciri dan kemampuan bagi keberhasilan seorangpemimpin.
Berbagai
pendapat tentang sifat-sifat/ciri-ciri ideal bagi seorang pemimpintelah dibahas
dalam kegiatan belajar ini termasuk tinjauan terhadapbeberapa sifat/ciri yang
ideal tersebut.
Kepemimpinan Menurut Teori
Perilaku (Behavioral Theory)
Selama
tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitianmengenai perilaku
pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlahkecil aspek dari
perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinanselama periode
tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilakuyang berorientasi pada
tugas dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapastudi telah dilakukan untuk
melihat bagaimana perilaku tersebut dihubungkandengan kriteria tentang
efektivitas kepemimpinan seperti kepuasan dankinerja bawahan. Peneliti-peneliti
lainnya menggunakan eksperimenlaboratorium atau lapangan untuk menyelidiki
bagaimana perilaku pemimpinmempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan. Jika kita
cermati, satu-satunyapenemuan yang konsisten dan agak kuat dari teori
perilaku ini adalah bahwapara pemimpin yang penuh perhatian mempunyai lebih
banyak bawahan yang puas.
Hasil
studi kepemimpinan Ohio State University menunjukkan bahwa perilakupemimpin
pada dasarnya mengarah pada dua kategori yaitu consideration daninitiating
structure. Hasil penelitian dari Michigan University menunjukkanbahwa perilaku
pemimpin memiliki kecenderungan berorientasi kepadabawahan dan berorientasi
pada produksi/hasil. Sementara itu, modelleadership continuum dan Likert’s
Management Sistem menunjukkanbagaimana perilaku pemimpin terhadap bawahan dalam
pembuatan keputusan.Pada sisi lain, managerial grid, yang sebenarnya
menggambarkan secara grafikkriteria yang digunakan oleh Ohio State University
dan orientasi yangdigunakan oleh Michigan University. Menurut teori ini,
perilaku pemimpinpada dasarnya terdiri dari perilaku yang pusat perhatiannya
kepada manusiadan perilaku yang pusat perhatiannya pada produksi.
Teori Kontingensi (Contigensy Theory)
Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa berbagai
pola perilaku pemimpin(atau ciri) dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi
efektivitas kepemimpinan.Teori Path-Goal tentang kepemimpinan meneliti
bagaimana empat aspekperilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan serta motivasi
pengikut. Padaumumnya pemimpin memotivasi para pengikut dengan mempengaruhi
persepsimereka tentang konsekuensi yang mungkin dari berbagai upaya. Bila
parapengikut percaya bahwa hasil-hasil dapat diperoleh dengan usaha yang
seriusdan bahwa usaha yang demikian akan berhasil, maka kemungkinan
akanmelakukan usaha tersebut. Aspek-aspek situasi seperti sifat
tugas,lingkungan kerja dan karakteristik pengikut menentukan tingkat
keberhasilandari jenis perilaku kepemimpinan untuk memperbaiki kepuasan dan
usaha parapengikut.
LPC
Contingency Model dari Fiedler berhubungan dengan pengaruh yangmelunakkan dari
tiga variabel situasional pada hubungan antara suatu ciripemimpin (LPC) dan
kinerja pengikut. Menurut model ini, para pemimpin yangberskor LPC tinggi
adalah lebih efektif untuk situasi-situasi yang secaramoderat menguntungkan,
sedangkan para pemimpin dengan skor LPC rendahakan lebih menguntungkan baik
pada situasi yang menguntungkan maupuntidak menguntungkan. Leader Member
Exchange Theory menjelaskanbagaimana para pemimpin mengembangkan hubungan
pertukaran dalam situasiyang berbeda dengan berbagai pengikut. Hersey and
Blanchard SituasionalTheory lebih memusatkan perhatiannya pada para pengikut.
Teori inimenekankan pada perilaku pemimpin dalam melaksanakan tugaskepemimpinannya dan hubungan pemimpin pengikut.
Leader Participation Model menggambarkan
bagaimana perilaku pemimpindalam proses pengambilan keputusan dikaitkan dengan
variabel situasi. Modelini menganalisis berbagai jenis situasi yang mungkin
dihadapi seorangpemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Penekanannya
padaperilaku kepemimpinan seseorang yang bersifat fleksibel sesuai dengankeadaan yang dihadapinya.
TEORI KEPEMIMPINAN
KONTEMPORER
Teori Atribut Kepemimpinan
Teori
atribusi kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata merupakan
suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang pemimpinmengenai individu-individu
lain yang menjadi bawahannya.
Beberapa teori atribusi
yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak orang
yaitu:
Teori Penyimpulan Terkait
(Correspondensi Inference), yakni perilaku orang
lain merupakan sumber
informasi yang kaya.
Teori
sumber perhatian dalam kesadaran (Conscious Attentional Resources)bahwa proses
persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi(pengamatan).
Teori atribusi internal dan
eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980
yaitu teori yang berfokus
pada akal sehat.
Kepemimpinan Kharismatik
Karisma
merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktifantara pemimpin
dan para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasapercaya diri,
keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara danyang lebih penting
adalah bahwa atribut-atribut dan visi pemimpin tersebutrelevan dengan kebutuhan
para pengikut.
Berbagai
teori tentang kepemimpinan karismatik telah dibahas dalamkegiatan belajar ini.
Teori kepemimpinan karismatik dari House menekankankepada identifikasi pribadi,
pembangkitan motivasi oleh pemimpin danpengaruh pemimpin terhadap tujuan-
tujuan dan rasa percaya diri parapengikut. Teori atribusi tentang karisma lebih
menekankan kepadaidentifikasi pribadi sebagai proses utama mempengaruhi dan
internalisasisebagai proses sekunder. Teori konsep diri sendiri menekankan
internalisasinilai, identifikasi sosial dan pengaruh pimpinan terhadap
kemampuan diridengan hanya memberi peran yang sedikit terhadap identifikasi
pribadi.Sementara itu, teori penularan sosial menjelaskan bahwa perilaku
parapengikut dipengaruhi oleh pemimpin tersebut mungkin melalui
identifikasipribadi dan para pengikut lainnya dipengaruhi melalui proses
penularan sosial
Pada
sisi lain, penjelasan psikoanalitis tentang karisma memberikan kejelasankepada
kita bahwa pengaruh dari pemimpin berasal dari identifikasi pribadidengan
pemimpin tersebut.
Karisma
merupakan sebuah fenomena. Ada beberapa pendekatan yang dapatdigunakan oleh
seorang pemimpin karismatik untuk merutinisasi karismawalaupun sukar untuk
dilaksanakan. Kepemimpinan karismatik memiliki dampakpositif maupun negatif
terhadap para pengikut dan organisasi.
Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin
pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkankesadaran para
pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang
lebih tinggi.
Burns
dan Bass telah menjelaskan kepemimpinan transformasional dalamorganisasi dan
membedakan kepemimpinan transformasional, karismatik dantransaksional. Pemimpin
transformasional membuat para pengikut menjadilebih peka terhadap nilai dan
pentingnya pekerjaan, mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih
tinggi dan menyebabkan para pengikutlebih mementingkan organisasi. Hasilnya
adalah para pengikut merasa adanyakepercayaan dan rasa hormat terhadap pemimpin
tersebut, serta termotivasiuntuk melakukan sesuatu melebihi dari yang
diharapkan darinya. Efek-efektransformasional dicapai dengan menggunakan
karisma, kepemimpinaninspirasional, perhatian yang diindividualisasi serta
stimulasi intelektual.
Hasil
penelitian Bennis dan Nanus, Tichy dan Devanna telah memberikansuatu kejelasan
tentang cara pemimpin transformasional mengubah budayadan strategi-strategi
sebuah organisasi. Pada umumnya, para pemimpintransformasional memformulasikan
sebuah visi, mengembangkan sebuahkomitmen terhadapnya, melaksanakan
strategi-strategi untuk mencapai visitersebut, dan menanamkan nilai-nilai baru.
Referensi : http://www.scribd.com/doc/15885060/Teori-Kepemimpinan ,http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan