Senin, 15 November 2010

PERBEDAAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI


Sifat negatif terhadap sesuatu disebut prasangka.Walau pun dapat kita garis bawahi bahwa prasangka dapat juga dalam pengertian positif.Tulisasn ini banyak membicarakan  prasangka dalam pengertian negatif.Tidak sedikit orang – orang yang mudah berpraasangka,namun banyak juga orang – orang yang sukar untuk berprasangka.Mengapa terjadi perbedaan yang cukup menyolok ?Tampaknya kepribadian dan intelekgenesia,juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan muncul prasangka.
Dalam kondisi persaingan untuk mencapai akumulasi materil tertentu atau meraih status sosial bagi suatu individu atau kelompok sosial tertentu,pada suatu lingkungan atau wilayah dimana norma – norma dan tata hukum dalam kondisi goyah,dapat merangsang munculnya prasangka dan diskriminasi seolah – olah menyatu,tidak dapat di pisahkan.
Sikap prasangka jelas tidak adil ,sebab sikap yang di ambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar.Lebih-lebih lagi bila sikap berprasangka itu muncul dari jalan pikiran sepintas,untuk kemudian di simpulkan dan di buat pukul rata sebagai sifat dari seluruh anggota kelompok sosial tertentu.Apabila muncul sifat berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain,atau terhadap suatu suku bangsa,kelompok etnis tertentu,bisa jadi akan menimbulkan pertentangan sosial yang lebih luas .
          Sebab – sebab timbulnya prasangka dan deskriminasi adalah berlatar belakang sejarah, contoh:orang kulit putih di Amerika berprasangka negatif terhadap orang negro.di latar belakangi oleh perkembangan sosio – kultural dan situasional,contoh suatu prasangka muncul dan berkembang dari suatu individu lain / terhadap kelompok sosial tertentu mana kala terjadi penurunan status.Bersumber dari faktor kepribadian dan berlatar dari perbedaan keyakinan,kepercayaan dan agama.
Daya upaya untuk mengurangi atau menghilangkan prasangka dan deskriminasi
            a.Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapat bagi warga negara Indonesia yang masih tergolong dalam  garis bawah kemiskinan akan adanya mengurangi kesenjangan – kesenjangan sosial antara siKaya dan siMiskin.
            b.Perluasan kesempatan belajar.
Adanya usaha – usaha pemerintah dalam kesempatan perluasan belajar bagi seluruh warga
negara Indonesia,paling tidak dapat mengurangi prasangka bahwa program
pendidikan,terutama pendidikan tinggi hanya di nikmati oleh kalangan menengah ke atas.
            c.Sikap terbuka dan sikap lapang.
Harus kita sadari bahwa berbagai tantangan yang datang dari luar maupun yang datang dari
dalam,semuanya akan dapat merongrong keutuhan negara dan bangsa.Khebinekaan
masyarakat berikut sejumlah nilai yang melekat,merupakan basis empuk yang timbulnya
prasangka,diskriminasi,dan keresahan.Berbagai ideologi secara historis pernah mendapat
tempat dan berkipra di republik ini,bukan mustahil akan mengambil manfaat kemajemukan
kultur,status dan kelas masyarakat.Bukan mustahil kalau mereka memanfaatkan situasi
berprasangka,resah dan kemelut.Apa lagi dalam suasana transisi masa satu asas,berbagai
pengaruh dan kemungkinan itu tidak boleh di remehkan begitu saj.Sesungguhnya idealisme
paham kebangsaan yang mencanangkan persatuan dan kemerdekaan,telah menumbuhkan
sikap kesepakatan,solidaritas dan loyalitas yang tinggi.Dengan sikap unggul itu,di harapkan
akan berkelanjutan dengan sikap saling percaya,saling menghargai,menghormati dan men-
jauhkan diri dari sikap berprasangka.

SUMBER:HARWANTIYOKO
                 NELTJE F. KATUUK.
                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman

About this blog

Tinggalkan comment anda
terimakasih

Mengenai Saya

Foto saya
my time has run out my time has gone I can not wait any longer because success can not be achieved with silence